Pages

Minggu, 25 April 2010

(Fiksi) Ibu Kapan Pulang?


Langit biru adalah hal yang paling aku sukai

Melihatnya, mengingatkanku pada anak & ibuku di Indonesia

Ahhh...entah kapan aku bisa menikmati langit biru bersama keluargaku

Yang bisa menjawabnya hanya aku.....

Tidak juga kamu......



* * * * * * *

Senja berarak, Matahari pun kembali ke peraduannya. Langit biru perlahan berganti senja yang semakin memerah. Seperti biasa mbak Lastri mengantarkan momongan majikannya ke salon langganan (bukan bobo-bobo atau anak kecil, tapi adalah seekor anjing). Yah seekor anjing yang lucu, warnanya putih.

Itulah pekerjaan sehari-hari mbak Lastri. Dari pertama kali majikannya sudah memberitahunya bahwa lebih penting anjing tersebut daripada pekerjaan yang lainnya. Hmmmm.....memang majikan yang aneh, begitu pikir mbak Lastri waktu pertama kali kerja di majikan tersebut. Tapi lama-kelamaan, mbak Lastri bersyukur. Ternyata majikannya benar-benar baik tidak seperti dugaan nya dulu. Alhamdullilah juga selama 4 tahun bekerja di majikan tersebut, segala kebutuhan sehari-hari nya terpenuhi. Jarang ada majikan di Hong kong yang seperti majikan mbak Lastri ini.

Sambil memasukkan anjing tersebut ke dalam tas khusus, tak lupa mbak Lastri mengunci pintu rumah. Pikirannya menerawang, membayangkan puteri satu-satunya yang sekarang baru saja masuk kelas 1 Sekolah Dasar di kampung halamannya di Indonesia. Yah karena keterbatasan ekonomi, dengan seijin ibu kandungnya (Karena suami mbak Lastri sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan kerja) mbak Lastri akhirnya mencari nafkah ke negara Hong Kong, Bukan ke negara lainnya seperti tetangga-tetangga di desanya. Tetangganya kebanyakan bekerja di negara Arab Saudi, Malaysia, Brunei Darussalam dan lain sebagainya.

Mbak Lastri pun berjalan ke arah MTR Diamond Hill (di kawasan Diamond Hil inilah mbak Lastri tinggal bersama majikannya), sambil tetap menjinjing tas yang berisi anjing piarannya tak lupa dia mengisi patadong $50 (Patadong adalah sejenis kartu yang di gunakan untuk naik alat transportasi baik itu MTR, Bus, Minibus, ataupun belanja di supermarket). $50 itulah yang diberikan sekali jalan 1 minggu sekali saat mengantarkan anjing piaraanya tersebut di kawasan Prince Edward.

sesampai di MTR Prince Edward, mbak Lastri pun turun dan langsung menuju ke arah salon langganan khusus anjing. ''Cece, Lei homa??'' (mbak, apa kabar??) Sapa petugas di salon itu dengan ramah. ''Kehoa Cece'' (baik mbak) Jawab mbak Lastri.

''Ngo citolah, lei lopan am-am ta pei ngo, Goe siong cin siu-siu Fa-Fa koko daofat'' (saya sudah tahu, majikanmu baru saja telepon saya, dia menginginkan memotong sedikt rambut Fa-Fa) Kata petugas itu menjelaskan panjang lebar. Fa-Fa adalah nama anjing piarannya tersebut.

''O kem holah cece'' (baiklah cece) Jawab mbak Lastri.

''Lei tang hai jutpina cece, Lei jo hai kotoa'' (kamu tunggu di luar dulu mbak, kamu duduk lah disana) suruh petugas itu. ''Hoak, Emkoi sai cece'' (baik, terimakasih mbak) jawab mbak Lastri.

Sambil membaca buku yang dibawa nya dari rumah, buku tersebut adalah pinjaman dari tetangga 1 flatnya, Tak terasa hampir 1 jam mbak Lastri berada di salon khusus anjing tersebut. ''Kok suwe temen toh, Ora kaya biasane cepet ngono'' kata mbak Lastri. 5 menit kemudian petugas tersebut keluar sambil menggendong Fa-Fa.

''Ok lah Cece, Kautimsai wo. Lei emsai pei jina, yuno hai lei lopan pei co jin wo'' (Ok lah mbak, sudah selesai. Kamu tidak usah kasih uang, ternyata majikan mu sudah memberikan uang) Kata petugas tersebut. ''Holah emkoi sai Cece, Ngo caolah. Hako lepai em ngotei kin mina'' (Baik terimakasih mbak, saya pergi dulu. Jum'at minggu depan kita ketemu lagi) Jawab mbak Lastri.

''Pai-pai, Siusamti wo'' (sampai jumpa, hati-hati ya) Kata petugas itu. ''Pai-pai Cece'' (sampai jumpa mbak) Jawab mabk Lastri

Mbak Lastri pun agak tergesa-gesa karena jam sudah menunjukkan pukul 06 sore. Sebentar lagi dia harus menyiapkan menu makan malam untuk majikannya. Dia pun kembali naik MTR di Prince Edward, Sambil mencari tempat duduk, dia pun mengitarkan pandangannya. Akhirnya dia mendapatkan tempat duduk di dekat seorang bule bersama anaknya.

Handphone di sakunya bergetar, Oh ternyata majikannya yang meneleponnya ''Wai cece, Lei yika hai pina??'' (hallo mbak, kamu sekarang dimana??) Tanya nyonya. "Wai dhai-dhai, Ngo yika tapkan tedit fan okge a'' (hallo nyonya, saya sekarang naik MTR mau pulang ke rumah) Jawab mbak Lastri.

''O kem holah, Keman ngo dongmai singsang emfanlei sekfana. Lei jike hai okge sekfana cece, siusamti wo'' (o kalau begitu, nanti malam saya bersama tuan tidak pulang makan ke rumah. kamu dirumah makan sendirian mbak, hati-hati ya) Kata nyonya. ''Holah dhai-dhai, ngo citoa'' (baik nyonya, saya mengerti) Jawabnya. ''Pai-pai cece'' (sampai jumpa mbak) ''Pai-pai'' Jawab mbak Lastri.

''Alhamdullilah, majikanku ternyata tidak pulang makan ke rumah, jadi saya tidak perlu tergesa-gesa'' Kata mbak Lastri dalam hati

Sambil tetap memegang tas yang berisi anjing piarannya tersebut, Pikiran mbak Lastri membayangkan kalimat-kalimat puterinya yang tadi pagi baru saja di telepon. ''Ibu, Dik Ayu kangen sama Ibu. Ibu kangen ndak sama Dik Ayu'' Tak terasa airmata mbak Lastri menetes perlahan. ''Ibu kapan pulang kampung bu, Dik Ayu kangen banget sama Ibu" Dengan berbesar hati mbak Lastri menjawab ''Ibu juga kangen sama Dik Ayu, Kangennnnnnnn banget. Ibu sebentar lagi pulang nduk, Ibu mau mencari modal dulu buat biaya Dik Ayu sekolah, buat modal usaha besok di Indonesia. Kalau tabungan Ibu sudah cukup, ibu akan pulang secepatnya ke tanah air nduk. Setiap ingat akan ibu dan anaknya di Indonesia, Mbak Lastri menjadi terharu, Perasaan kangen tiba-tiba menyeruak di hatinya.

Puteri satu-satunya terpaksa ia titipkan ke ibunya. Hanya kepada ibunya lah yang ia percaya, Karena mbak Lastri adalah anak tunggal. Karena ia percaya ibunya akan menjaga dan menyayangi anaknya sekaligus cucu satu-satu ibunya dengan sepenuh hati.

Pikiran mabk Lastri terus membayangkan kata-kata puterinya tadi pagi. ''Next stasion is Choihung'' Tak terasa mbak Lastri sudah sampai di MTR Choihung, Seharusnya dia khan turun di Diamond Hill. ''Astaghfirullah.....Pikiranku kok jadi kemana-mana ya, Sampek numpak MTR ae kebablasen toh. Untung cuma 1 stasiun, kalau ndak bisa-bisa saya nyasar ke Yautong'' Kata mbak Lastri sambil beristighfar.

Dengan tekat bulat, Nanti malam dia akan berbicara dengan majikannya. Dia akan cuti pulang ke tanah air, Dia sudah kangen denga puteri satu-satunya di Indonesia.

Tepat jam 09.30 malam majikannya pulang kerumah. Karena sudah ada kunci-kunci sendiri, majikannya tidak perlu memencet bel rumah. Memang orang Hong Kong walaupun 1 rumah ada 7 orang pun, Tiap 1 orang pasti mempunyai kunci rumah sendiri-sendiri. Pintu rumah pun terbuka, Lalu mbak Lastri menyambut kedatangan kedua majikannya.

Nyonya menyerahkan bungkusan warna putih yang berisi makan yang tadi dibelinya di bawah flat rumah sambil berkata ''Cece, liko hap leh, Dingyat ngo yiu tai fan kungsi wo. Lei Pai sitkwai sina'' (mbak, kotak makan ini, besuk saya akan bawa ke kantor. kamu taruh di kulkas dulu ya''. ''Heiwo cece, Jengkan lei yap ngo kanfong wo, Ngotei yao siu-siu ye dong lei kong ye wo''. (O iya mbak, nanti kamu masuk ke kamar saya ya, kami ada sedikit pembicaraan dengan mu). Degg.....Perasaan mbak Lastri campur aduk antara takut di marahi majikannya dan sedih. "hoak dhai-dhai'' Jawab mbak Lastri.



Pelan-pelan mabk Lastri masuk ke kamar majikannya, Dilihatnya sebentar kedua wajah majikannya, lalu dia menunduk pelan. ''Cece, Kamu tidak usah takut, aku menyuruhmu ke sini. aku mau bertanya sesuatu kepadamu'' Majikannya terdiam sesaat, lalu melanjutkan kalimatnya. ''Kulihat beberapa hari ini kamu kelihatan murung, ada apa?? Apa ada masalah di Indonesia. Katakan kepada kami berdua, sebisa mungkin kami akan membantunya. Lei ko loi mosi mah'' (anakmu tidak apa-apa khan'' Tanya majikannya panjang lebar.

''Mosi a Dhai-dhai, Patkwo......'' Mbak Lastri memotong kalimatnya.

''Tapi apa cece......, Apa dia ingin ketemu sama kamu?? Saya tahu perasaan anakmu dan perassan mu sendiri. Betapa kamu rindu anakmu di Indonesia sana. Kalau begitu kamu saya kasih ijin cuti pulang ke Indonesia ya, Kami akan secepatnya membelikan tiket untukmu'' Kata nyonya. Tak terasa air mata mbak Lastri menetes perlahan. Sambil mendekat nyonya memberikan tisu kepada mbak Lastri.

''Jangan sedih cece, seharusnya kamu senang bisa bertemu dengan anakmu kembali'' Kata nyonya.

''Iya nyonya, Terima kasih. Saya sungguh terharu, Nyonya begitu baik sama saya'' Jawab mbalk Lastri. ''Sungguh cece, kami kami berdua sudah menganggapmu seperti keluarga kami sendiri, Bukan sebagai pembantu seperti kebanyakan majikan di luar sana.'' Balas majikannya.

''Terimakasih banyak nyonya, Lalu kapan nyonya memberi saya cuti pulang?? Kalau Idul Fitri bisa tidak nyonya??'' Tanya mbak Lastri Penuh harap.

''Tak......''(boleh) Jawab nyonya. "Terimakasih nyonya, terimakasih banyak'' Balas mbak Lastri. "Nanti kamu saya akan kasih uang saku untuk kamu berikan kepada anakmu ya'' ''Iya nyonya terimakasih''

''Sudah sekarang kamu istirahat dulu, sudah malam ini. Besok kamu khan kerja lagi'' suruh majikannya. ''O iya cece, kamu sudah sembahyang belum??'' Tanya nyonya. "Sudah nyonya, Terimakasih (maksudnya nyonya adalah sudah sholat Isya' belum, karena majikannya sangat menghormati agama yang di anut mbak Lastri. lalu mbak Lastri permisi, Sambil masuk kedalam kamarnya, Dengan perasaan terharu mabk Lastri mengucap syukur kepada Allah SWT karena doa-doa nya telah terkabulkan. Sebelum tidur mbak Lastri berdo'a semoga dalam mimpinya dia bertemu dengan puterinya dan ibu kandungnya. Besok pagi dia akan memberi kabar kepada puterinya bahwa hari raya dia akan mudik. Pertanyaan puterinya terjawab sudah.

Malam beranjak, Bintangpun gemerlapan bersinar dengan terang nya. Bulan pun seakan tersenyum dengan indahnya. Seakan-akan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan mabk Lastri. Mbak Lastri pun terlelap di buai mimpi, dalam mimpinya dia bertemu dengan puterinya


''Nduk.....Ibu pulangggggggg''

2 komentar:

mipmip mengatakan...

ini sebagian tulisan lama saya di blog sebelah...

Yusnita Febri mengatakan...

iyah.. saya juga udah baca yg ini..

Posting Komentar