Pages

Minggu, 25 April 2010

Selamat Datang Di Episode Berbagi


Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuhu...

Tercipta dari sebuah rasa yang terpendam sekian lama, setelah menuliskan cerita dan berbagai kisah diri saya di blog sebelah maka kali ini saya ingin membuat tempat berbagi yang lain disini. Banyak hal sebenarnya yang menjadi bahan dan tema yang bisa diceritakan, untuk itu sebagai "wadah berbagi'' saya membuat blog ini hanya ingin berbagi kisah dan pengalaman saya ketika bekerja di tanah rantau tepatnya di negara Hong Kong.

Sebagai pekerja rumah tangga, Hong Kong tidak terpikirkan sebelumnya menjadi tujuan saya mencari rizki. Namun atas desakan orangtua, tak ayal negara ini menjadi tempat meneduhkan sebuah cita-cita sederhana saya, membahagiakan orangtua di kampung halaman tercinta di pelosok kota Ponorogo.

Tahun 2004 menjadi tahun pertama saya memasuki sebuah asrama yang didalamnya banyak aturan-aturan tertulis yang tentu harus diikuti oleh semua calon pekerja yang akan mengadu nasib di negeri sebrang. Tak mudah menjalani berbagai aturan tertulis tersebut, tapi dengan kemauan dan niat Bismillah, akhirnya di pertengahan tahun terbanglah sebuah angan dan cita ini ke negeri beton.

Negeri yang sebagian besarnya tampak kubus-kubus beton berdiri tegak, seakan menantang siapa saja yang akan berada didekatnya. Tak ayal, timbul rasa was-was dan rasa khawatir ketika menginjakkan kaki pertama kali di negara Hong Kong. Bagaimana calon majikan saya nanti, Bagaimana ketika pertama nanti bertatap muka dengan majikan saya, Kalimat apa saja yang harus saya ucapkan kepada calon majikan saya? beragam pertanyaan-pertanyaan itu menari-nari dalam benak saya.

Bulan demi bulan rutinitas yang berhubungan dengan pekerjaan rumahtangga, saya kerjakan dengan senang hati. Kalimat majikan yang terkadang tidak saya mengerti, membuat saya harus benar-benar memahami dan mengartikan apa saja kalimat-kalimat yang diucapkan oleh majikan saya. Terkadang timbul salah paham, dan itu tentunya mebuat majikan seperti tak sabaran dengan segala pekerjaan saya. Bahasa Kantonis yang saya pelajari di penampungan di kota Surabaya dahulu, seperti hanya angin lalu saja. Tak ada guna, karena banyak sekali kalimat yang sama tapi berbeda artinya. dan, orang Hong Kong kalau berbicara kalimatnya disingkat dan serba cepat bicaranya.

Bulan ke-5 adalah episode menyedihkan yang menimpa saya kala itu, majikan mem-PHK dari pekerjaan saya hanya karena saya tak bisa berbahasa Kantonis!! Limbung, Bingung, Tak tahu harus bagaimana dan apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Dan, majikan langsung memulangkan saya ke Indonesia. Malu, karena tak membawa hasil yang berarti ke tanah air adalah perasaan saya kala itu. Kembali ke penampungan, dan sempat orangtua memberikan saran untuk pulang saja ke kampung. tapi, saya berkata dengan bijak bahwa saya tak akan pulang bu....

Kembali belajar dari kegagalan, saya semakin terpacu dengan kesalahan terdahulu. Alhamdulillah, awal Maret 2005 saya kembali menjejakkan kaki kedua kalinya di negeri beton. Mendapat majikan di distrik Diamond Hill, bersih-bersih, memasak, belanja dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan rumah tangga saya jalani dengan sepenuh hati.

Tak terasa sudah tahun ke-5 saya bekerja di majikan ini, saya sangat Bersyukur atas limpahan rezeki yang saya dapatkan sampai detik ini. Kegagalan saya dahulu, saya jadikan sebuah pelajaran berharga. Bahwa, bekerja dimanapun harus diniati dengan hati yang ikhlas dan restu orangtua adalah yang utama.

Satu hal yang pasti, keberhasilan tidak akan pernah terwujud tanpa adanya pengorbanan, perjuangan, totalitas, doa, usaha dan keyakinan yang lebih, daripada itu semuanya hanya Allah SWT yang menentukan. Kita tidak akan pernah menjadi dewasa jika kita tak pernah mengalami kegagalan, benturan, masalah. Bagaimana kita melewati aral rintangan itu, yang nantinya mebuat kita lebih bijak dalam melangkah dan menentukan sikap kita di masa yang akan datang.

Hidup adalah perjuangan. Jangan pernah sekalipun merasa jatuh dengan segala keterbatasan. Yakinlah, setiap pribadi mempunyai kekuatan luar biasa untuk bangkit.....

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuhu

Salam Hangat Dari Negeri Beton...

1 komentar:

Yusnita Febri mengatakan...

ikut ngerasa Mifta rsanya di depak begitu aja, padahal sudah berusaha sebaik-baiknya.
sakiit pastinya itu, saya gak memmungkir itu. Setidanya Mifta bisa bangkit lagi.
itu juga yg saya alami ketika pertama kali merasakan di depak begitu aja.. T_T

Posting Komentar